Pergi dan Berbuahlah! #Sarapan Pagi

"Kalian telah Kupilih dari dunia 
dan Kutetapkan agar pergi dan berbuah, dan buahmu tinggal tetap"
Pergi dan Berbuahlah
Dalam beberapa kesempatan mendampingi rombongan Tour atau Ziarah, ada banyak hal menarik yang saya jumpai ketika mereka sedang berjalan bersama saat menuju gua Maria.  Di beberapa tempat perjalanan menuju gua Maria selalu ditemukan jalan yang sedikit mendaki. Gua Maria Sendangsono, Gua Tritis misalnya memiliki medan yang tidak landai dan ketika sampai pada jalan yang agak mendaki, para 'peziarah' ini mulai rewel dan berkeluh kesah macam-macam. Sebelum memulai perjalanan sudah dijelaskan dengan gamblang bahwa dalam perjalanan menuju gua jalan tidak semuanya landai jadi hemat tenaga, membawa air dan juga jalan dengan santai. Meskipun semua sudah berkata siap dan amin toh tetap saja tak sesuai dengan yang kami harapan. Akhirnya para 'peziarah' itu mulai mengeluarkan ' litani para kudus' dan '8 sabda bahagia'. Kami sebagai pemandu hanya bisa ngelus dada (sabar).

Rasanya para 'peziarah' itu harus paham betul apa arti ziarah yang sesungguhnya. Kata ziarah  ini adalah serapan dari bahasa Arab yang artinya berkunjung. Sedangkan dari bahasa Ibrani kata "ziarah" adalah verba: עָלוּ - 'ALU, yg adalah bentuk jamak untuk orang ketiga dari kata dasar: עָלָה - 'ALAH, harfiah: naik. jadi kata "ALU" tsb artinya: mereka naik. Jadi dengan demikian orang-orang yang berziarah berarti mereka naik.  Naik untuk apa? Naik untuk menemukan dan berjumpa dengan Allah. Orang-orang Yerusalem ketika melakukan ziarah mendaki bukit Sion (Ulangan 12:5-7; 16:16; Mz 42:4; Yesaya 30:29) menyanyikan mazmur dan pujian. Di atas gunung itu Allah diam dan para peziarah itu mengalami sukacita bersama Allah. Setelah mereka dari atas gunung mereka harus turun membawa sukacita itu dan dibagikan kepada orang yang mereka jumpai.

Dalam tradisi monastik para Karmelit dijumpai istilah contemplationem aliis tradere artinya mengalami Allah kemudian membagikannya. Spirit ini agak berbeda dengan tradisi yang dihidupi para Dominikan mereka juga mengenal istilah contemplata aliis tradere. Dalam tradisi Karmel kontemplasi itu dialami bukan melalui permenungan tetapi sungguh-sungguh perjumpaan dengan Allah. Maka mereka yang berziarah (naik) sudah semestinya turun dan mebagi buahnya untuk orang lain. Dengan turun dari ketinggian atau gunung mereka berarti pergi untuk berbuah. Buah yang mereka miliki dan terima dari perjumpaan Allah itu harus dibagi agar orang lain juga merasakan hal yang sama. 

Pengalaman Yesus dan para Rasul yang Anda dengar hari ini juga adalah bagian dari ziarah. Mereka naik di atas bukit lalu berdoa semalaman lalu mereka turun mencari tempat datar untuk membagikan buah kepada orang banyak, inilah contemplationem aliis tradere. Yesus dan para murid turun gunung untuk membagi hasil kontemplasi kepada banyak orang.

Jadi jika anda saat ini sedang berencana atau sedang berziarah, sadari bahwa pejalanan Anda adalah bagian dari perjalanan kontemplatif dan ketika anda pulang atau kembali anda harus membagi buah-buah itu kepada orang lain yang anda jumpai. Pergi dan berbuahlah!

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

BERBAGI TAK PERNAH RUGI

Sejarah Filsafat dan Pemikiran Plato