Banalitas Rasionalitas



Sore ini Malang tetap hujan seperti biasanya. Meski hujannya sama tapi suasanyanya agak sedikit berbeda. Kali ini ada sedikit kenangan soal masa lalu. Sayangnya bukan kenangan soal pacar atau mantan pacar, tetapi soal mantan kampus. Mengenang sambil ngantuk-ngantuk rasanya kok ya romantis. Lebih romantis lagi kalau ada pisang goreng sama kopi (maklum saya sudah lama berhenti merokok), jadi romantisme itu hanya ada pada pisang goreng dan kopi, lha pacarnya mana......???..hemmm..kalau itu gak perlu saya kasih tau, biarkan hanya saya dan Tuhan  yang tau! titik!

Baiklah saya lanjut, mumpung lagi mood ngomong soal romantis. Romantisme itu terwujud hanya pada kopi karena karena yang jual gorengan belum buka haha...haaa... Berbekal pelajaran dari para pendahulu saya yang suka ngopi akhirnya saya memberanikan diri membuat kopi. Kali ini kopi Manggarai saya kawinkan dengan kopi Sidikalang kiriman teman, dan hasilnya aroma kopi yang saling berkawin silang! hahaa...haaa.....(gak percoyo nyobak o dewe!)

Saya lanjutkan soal kenang-mengenang yang tadi. Perlu diketahui! sekali lagi saya ulang, perlu diketahui! bawasanya saya dulu pernah sekolah dan pernah mengenyam bangku kuliah. Sekian tahun lamanya saya belajar dari ibu segala ilmu pengetahuan. Mulai dari " Ilmu langit", ilmu alam, ilmu bumi, ilmu pasti dan ilmu praksis (kecuali ilmu kanuragan dan kesaktian). Setiap hari mulai jam 8 tettt.. sampai jam 1 lebih seperempat tettt. Selama kuliah sambil ngantuk-ngantuk saya mendengar guru-guru saya melontarkan beberapa kata yang membuat saya kagum yaitu rasionalitas. Rasionalitas sederhananya adalah cara kita bernalar dan bertindak!(arti selengkapnya lihat di kamus filsafat hee.heee..hee..) Kenangan akan kata ini menguat sore ini tatkala saya membuka medsos dan menemukan sebuah petisi di change.org Petisi Dukung MUI Penjarakan Ahok. Petisi ini membuat kantuk saya lenyap seketika dan akal budi saya seperti berseri-seri, para guru saya menyebut ini dengan orgasme akal budi!

Akal budi saya terperangah tatkala membaca uraian dari petisi ini, kayak gini ini lho asiknya belajar ilmu langit...bisa bikin akal budi terperangah... Petisi ini dibuat oleh Front Pembela Islam (FPI) dan ditujukan kepada Kepolisian dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Ketika tulisan ini saya ketik yang menandatangani petisi ini sudah mencapai 156.486 pendukung..........Wooowwwooo........WoooWwww..... Lepas dari siapa-siapa yang berkontribusi dalam tanda tangan ini saya hanya tertarik dengan apa yang harus kita pahami di balik petisi ini. Lagi-Lagi akal budi saya gak sabar untuk ngoceh. Bukan rahasia dapur ibu lagi soal "idelisme" FPI yang menolak Asing dan Aseng apalagi menolak tapirr..tapir yang tidak berdosa itu. "Idealisme" yang mereka yakini ini menurut saya kontradiktif. Dalam situasi yang sama mereka menolak segala bentuk "kekafiran" dan segala sesuatu yang dibuat oleh orang asing tetapi pada saat yang sama mereka justru mengunakan dan memakai instrument buatan asing untuk propaganda mereka, salah satunya petisi ini. change.org adalah produk yang lahir dari kreatifitas orang asing yang mereka tolak.

Bagi saya konyol sekali! Dari sini saya melihat bahwa dalam cara berpikir dan bertindak mereka tak pernah sejalan dan bahkan mengalami kedangkalan. Inilah yang saya sebut dengan banalitas (dangkal) rasionalitas (nalar dan cara bertindak). Rasionalitas mereka ada di bagian paling bawah dan tak muncul di permukaan sehinga pola mereka dalam bertindak tak digerakan oleh rasio atau akal budi tetapi oleh dorongan nafsu atau dorongan impulsif atau apalah para pakar menyebutnya.

Saya sudahi tausiah ini sampai disini karena saya sudah tak mampu mengetik lebih panjang lagi haaaa...haa....

Salam.

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

“Mereka Sedang Bekerja”

BERBAGI TAK PERNAH RUGI