TAK BOLEH LAMBAT


Jalanan di Jakarta memang padat, meski tak macet seperti tahun-tahun sebelumnya ritme perjalanan di jalanan Jakarta tak boleh lambat, semua harus serba cepat. Maka tak heran jika desingan klason motor dan mobil menjadi irama keseharian di jalanan. Semua orang menghendaki untuk cepat dan cepat. Lambat bagi mereka adalah sebuah masalah! Maka dengan sendirinya motorpun harus selalu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Bagi saya yang baru datang ke Ibukota melaju dengan kecepatan 80 Km/jam adalah sesuatu yang keren. Keren karena hal ini tak pernah saya lakukan selama saya tinggal di Malang. Melaju dengan kecepatan 60Km/jam sudah menjadi persoalan tersendiri di jalanan Jakarta. Yang jelas motor atau mobil di belakang kita pasti akan membunyikan klakson sekencang-kencangnya.
Ya semuanya di tempat ini tak boleh lambat. Lambat berarti akan mengacaukan semuanya, mengacaukan jarak tempuh, efektivitas dan juga hal-hal yang akan dikerjakan di tempat kerja. Lambat berarti juga membuat segala ritme jalanan menjadi semakin kacau. Oleh karena itu keputusan bekerja di kota basar semacam di Jakarta harus berani mengambil resiko untuk selalu menaikkan speed. Kecepatan menjadi sebuah ukuran tersendiri untuk membentuk sumber daya manusia yang bekerja di Jakarta.
Tak heran jika aktivitas yang saya jumpai di sudut-sudut halte busway dan jalan-jalan dekat gedung-gedung perkantoran jalan orang-orang tersebut selalu cepat sperti terburu-buru. Ternyata itulah ritme yang menjadi kebiasaan mereka di jalanan Jakarta. Kehidupan mereka tak lagi bisa woles layaknya kehidupan banyak orang di kota-kota kecil seperti halnya Malang atau Bandung.
Meski jalan mereka semua cepat dan jarang sekali lambat ada beberapa hal ternyata ada beberapa hal yang menjadi persoalan. Dari sekian hal yang bisa dikumpulkan salah tiganya adalah persiapan atau management yang kacau, kurang rapi dan takteroganisir, orang-orang yang bekerja dengan capat banyak yang kurang teliti dan kurang perencanaan. Mereka terkesan seperti  deadliner  bahkan apa yang di kerjakan dalam tim terkesan “ grudukkan” atau sporadis.

Tak boleh lambat adalah sebuah keharusan tetapi layaknya juga diimbangi dengan kinerja yang rapi dan tak sporadis sehingga hasilnya bisa maksimal. Kecepatan akan sangat kelihatan mutunya jika diimbangi dengan kinerja tim yang baik, kompak dan saling komunikasi layaknya Rio Hariyanto yang beberapa hari ini menjadi perbincangan publik. Komunikasi dengan tim di arena laga meskipun dalam kondisi mengemudikan mobil  di arena balap. Poinya adalah kecepatan itu harus selalu terukur, jadi silahkan di pilih anda mau lambat atau mau cepat?

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

“Mereka Sedang Bekerja”

BERBAGI TAK PERNAH RUGI