Renungan Hari Minggu Biasa XVIII ( 30 Juli 2011)
KEHENINGAN
YANG MAHAL
Andaikata di Mall itu
dijual jajanan yang namanya KEHENINGAN tentu akan di beri label harga paling
mahal, dan sudah barang tentu tidak akan laris terjual. Andaikata di jalanan
itu semua toko dipasang tulisan Harga BELAS KASIHAN pasti akan banyak orang
mencemooh bahwa barang yang dijual adalah murahan. Masih banyak andaikata lainya yang bisa disebut. Hari ini kita diajak
oleh Tuhan Yesus untuk melihat batapa makna keheningan itu sungguh-sungguh
mendalam. Dalam Injil dikisahkan setelah Yesus mendengar kematian Yohanes
Pembaptis Ia bermaksud mengasingkan diri mencari tempat SUNYI. Tetapi ternyata
orang banyak mengikuti Dia.
Sangat menarik bahwa dalam setiap kesempatan setelah pelayanan
Yesus selalu mencari tempat SUNYI. Ada apa dibalik kesunyian? Bukankah seringkali
kesunyian itu membuat kita semua takut, kesunyian membuat kita merasa seorang
diri, kesunyian adalah sesuatu yang membosankan? Kita lebih sering menikmati
hingar bingar dunia malam, karaoke, Ipod, Mp3 dengan headset dst...yang selalu
melekat di telinga kita? Jika kita mau
menghitung hari-hari dalam hidup kita berapa banyak waktu yang kita habiskan
untuk mencari keramaian? Kita harus jujur bahwa keheningan atau kesucian selalu
menakutkan. Menjadi menakutkan karena dalam keheningan kita dihadapkan pada
diri kita sendiri. Kita ditelanjangi dan ditunjukan siapa sesungguhnya kita. St.Teresa
dari Yesus mengatakan bahwa melalui keheningan kita menjadi kenal akan diri
kita. Keheningan adalah jalan menuju pengenalan diri.
Inilah yang dilakukan Yesus, lewat kesunyian. Dalam kesunyian ia
mencoba mengenali dirinya dan mencari kehendak BapaNya. Yesus mencari apa yang
hendak Bapa katakan padaNya. Keheninggan juga mengajak setiap pribadi memiliki
hati yang jernih dalam memandang Allah dan manusia. Oleh karena itu situasi
dimana orang banyak yang dijumpai oleh Yesus membuat hati Yesus tergerak. Yesus
tergerak oleh belas kasihan. Orang banyak yang mengikuti Yesus adalah mereka
yang sungguh-sungguh tulus mengikuti Yesus. Keheningan Yesus mendorong Yesus
menemukan kehendak Bapanya. Hati Yesus tergerak karena ketulusan orang-orang
itu.
Situasi dimana hati Yesus tergerak oleh belas kasihan ternyata
tidak berhenti hanya pada belas kasihan semata. Tetapi pada akhirnya mewujud
dan berakhir pada sebuah tindakan. Mari kita
lihat dialog Yesus dengan para murid yang menurut saya menarik. "Tempat ini sunyi dan
hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat
membeli makanan di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka,
"Tidak perlu mereka pergi! Kamu harus memberi mereka makan." Ketika Yesus
berdialog dengan para murid nampak sekali bahwa para murid tidak menangkap
situasi hati Yesus. Memberi mereka makan adalah buah dari keheningan dan
belaskasihan yang Yesus alami sendiri dan inilah inti dari pewartaan Yesus. Lewat
mendengarkan kehendak Bapa, Yesus menemukan tindakan nyata. Belas kasih yang Ia
rasakan tidak hanya berhenti pada belas kasih tetapi pada tindakan nyata.
Para saudara inilah buah-buah keheningan. Keheningan membawa kita tidak
hanya belas kasih, tetapi juga sukacita, damai, kegembiraan dan banyak
buah-buah lain yang berasal dari Tuhan. Buah-buah ini pada akhirnya harus
menjadi tindakan nyata. Sudahkah kita menikmati keheningan yang mahal dalam
hidup kita, dan memberi makan orang lain karena belas kasihan dan sukacita yang
diberikan oleh Allah sendir? Cecaplah kemanisan yang semakin hari semakin mahal
dan anda akan akan menemukan rahasia
terdalam hidup anda dan rahasia Allah. Tuhan memberkati!
In
Carmelo
Malang,30 Juli 2011
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda. Tuhan Memberkati!