Renungan Hari Minggu Biasa XVII ( 24 Juli 2011)
Apa
Mutiara Berharga Dalam Diri Kita?
Syalom para
sahabat Yesus yang terkasih. Saat ini
mungkin kita sedang gelisah, mungkin ketika saya menulisakan refleksi singkat
ini anda dan saya sama-sama mengalami kegalauan dan kecemasan dalam hidup. Ya barangkali
hari ini kita tidak sengaja membuat orang lain menjadi kecewa dengan kita, sedih,
atau bahkan membenci kita. Setiap inci didalam hidup kita kita menjumpai
situasi sulit dan kadang sulit untuk dipecahkan. Kita kehilangan sebuah harapan
di dalam hidup kita. Di dalam kesepian, kegelisahan dan kekecewaan hidup kita
yang mungkin sedang kita rasakan saat ini, kita mungkin merindukan sesuatu yang
mampu menghapus segala kegalauan di dalam diri kita sesegera mungkin. Kita pasti
rindu ada teman yang datang sekedar untuk mendengarkan keluh kesah dan cerita
kita, atau bahkan datang untuk menghibur dan memberi kita semangat. Kita pasti
rindu sapaan sahabat, kecup kening dan kasih dari orangtua kita. Saya yakin
kita merindukan hal itu tatkala kita mengalami kesulitan dan beban yang
menyesakkan hati kita.
Satu-satunya
cara yang mungkin bisa kita lakukan saat ini hanyalah menangis, hanya berteriak
mungkin untuk sekedar menghela kesesakan itu supaya lenyap. Amat manusiawi dan
lazim. Tetapi sampai kapan kita akan berada dalam situasi semacam ini. Sesungguhnya
bukankah pengharaan akan sukacitalah yang kita rindukan? Jika kita sungguh
mengharapkan sukacita, sukacita macam apa yang kita butuhkan?
Ada sebuah
cerita, suatu ketika ada seorang lelaki yang sedang mencari kerang di laut
ketika lau sudah mulai pasang surut. Setiap karang ia lihat dengan teliti
adakah kerang yang terisimpan didalamnya. Namun dari sekian banyak karang dan
kerang-kerang yang kosong tidak satupun ia temukan isinya. Sampai akhirnya ia
putus asa dan ia memutuskan untuk tidak akan mencari kerang lagi di laut. Telah
sekian lama ia menjadi pencari kerang tetapi kali ini ia mengalami kesialan. Ia
sadar bahwa pengalaman ini adalah pengalaman pertama kalinya. Ia pulang dengan
kesal hati. Sambil berjalan ia menendang kerang-kerang kosong. Sampai akhirnya
ia berhenti karena ada satu kerang yang ia tendang masih berisi. Ia memengan kerang
itu dengan penuh kegembiraan. Sukacita itu menjadi semakin bertambah ketika dia
membuka isi kerang itu dan ternyat ada satu mutiara di dalamnya.
Ia lari meninggalkan segala capek dan kekesalanya dengan
penuh sukacita.
Sahabat Yesus,
kita semua pernah mengalami putus asa dan beban berat yang membuat kita
kehilangan arti hidup kita. Disaat semacam ini kita memutuhkan harapan dan
sukacita. Dimanakah kita mencarinya? Tidak ada jalan lain kecuali di dalam diri
Yesus sendiri. Sukacita itu hanya di dalam Yesus, jika kita menemukannya kita
akan meninggalkan segala beban berat, kesedihan, kesepian dan kesesakan hidup
kita. Yakinlah bahwa ketika kita menemukan sukacita di dalam Yesus sendiri kita
menemukan sukacita kerajaan Allah. Itulah mutiara paling berharga di dalam
hidup kita. Selamat mencari mutiara kita masing-masing! Berkah dalam.
Malang,
23 Juli 2011
Aris O.Carm
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda. Tuhan Memberkati!