Renungan Hari Minggu Biasa XVI ( 17 Juli 2011)




            Sebagai manusia hidup kita di dunia ini tentunya tidak pernah lepas dari tantangan dan pergulatan batin. Setiap saat kita semua pasti berjumpa dengan masalah, bertengkar dengan keegoisan.  Lebih-lebih bagi manusia modern kita seringkali mengalami kelelahan karena kita harus berlari menyembunyikan diri dari persoalan hidup. Ada banyak tawaran yang sering membuat kita menjadi hedonis untuk sejenak berusaha melupakan segala persoalan hidup. Pergi ke Mall untuk sekedar cuci mata, Shopping atau sekedar ngopi di starbucks, dugem , clubbing sudah menjadi keseharian kita tatkala kita dipenuhi dengan sekian banyak persoalan. Kita berharap ketika kita melakukan aktivitas diatas kita bisa melupakan segalanya. Hal itu memang terbukti benar tetapi hanya SESAAT. Lantas apakah gunanya jika itu hanya sesaat?
            Situsi sulit tidak hanya menjadi milik orang miskin, situasi sulit ternyata juga menjadi bagian dari orang-orang yang sudah mapan dan berduit. Jika demikian setiap orang memang tidak pernah lepas dari peroalan bukan? Pelarian dari setiap masalah paling banyak dijumpai ada di dalam diri orang muda. Orang muda seringkali menjadi bagian paling rentan yang mudah melarikan diri dari setiap persoalan yang   numpang lewat di dalam hidupnya. Lari ke drugs,Free sex dan banyak lagi teman-temanya. Orang muda jaman ini takut pada kesepian sehingga kemana-mana harus meletakkan headset di telinganya. Membawa sekian banyak gadget untuk mengusir rasa bosan dan kesepian, bahkan saat di dalam gereja. Lantas apakah ini semua salah? Oh....oh..... mari kita lihat dalam kacamata rohani, kacamata Tuhan sendiri.
            Hari ini kita melihat Tuhan menjelaskan mengenai ulasan Kerajaan Surga dengan perumpamaan Ilalang dan Gandum. Ilalang yang tumbuh diantara gandum sekilas memang menggangu sehingga para hamba dari pemilik ladang itu menawarkan diri untuk mencabut lalang itu. Tetapi sang Tuan tidak mengijinkan dan ia membiarkan gandum dan lalang tumbuh bersama. Sehingga pada saatnya nanti ketika panen akan dipisahkan. Apa sebenarnya alasan sang Tuan tidak memperbolehkan hamba-hambanya mencabut lalang itu? Sebuah pertanyaan mendasar kenapa gandum yang baik itu dibiarakan tumbuh bersama dengan lalang sebenarnya bisa mengganggu tumbuhnya gandum dengan baik.
            Kaca mata Allah memang lain dengan kacamata manusia dan dunia. Allah tidak membiarkan kita tumbuh tanpa sebuah persoalan, pergulatan dan hambatan. Allah justru membiarkan kita tumbuh bersama dengan pribadi-pribadi dan hal-hal lain yang tidak baik karena kita mau didik menjadi matang. Dalam hidup kita banyak sekali lalang yang tidak jarang membuat kita menjadi putus asa, marah, kesepian dan mungkin membuat kita capek karena harus lari dari setiap kesulitan yang kita hadapi. Hidup kita di dunia adalah hidup yang selalu bersentuhan dan bertemu dengan lalang-lalang lain. Sekarang tergantung kita menyikapinya. Apakah kita harus lari atau berani untuk maju, hidup berdampingan dan tidak menjadi larut dalam kehidupan lalang di sekitar kita?
            Persoalanya seringkali kita mudah lari, kita takut maju dan menyelesaikan semua persoalan hidup kita. Kita kadang tidak punya nyali untuk melihat segala kesulitan dalam hidup kita sebagai bagian dari pendewasaan dan didikan Tuhan sendiri. Setiap orang yang mau dididik oleh Tuhan sendiri ia harus melewati jalan sempit atau “ lubang jarum” . Allah tidak menghendaki kita hanya dengan menerima rahmatNya tanpa kita berusaha. Hidup kita didunia ini pada akhirnya akan dipisahkan dengan lalang-lalang yang sama. Oleh karena itu kita tidak perlu ragu dan mundur dalam kesulitan hidup kita,kalau kita percaya. Yakinlah bahwa dalam setiap kesulitan ALLAH SEDANG MENDIDIK KITA DAN MERENDA KITA MENJADI JUBAH-JUBAH INDAH UNTUK MALAIKATNYA. Allah hanya meminta kita untuk percaya dan tidak larut dalam hidup dunia.
                                                                                                Malang 16 Juli 2011
HR.St. Maria dr Gunung Karmel
( Ibu dan saudara anggota Ordo)
Aris O.Carm

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

BERBAGI TAK PERNAH RUGI

Sejarah Filsafat dan Pemikiran Plato