Renungan Hari Minggu Prapaskah IV/Th. A


Minggu, 3 April 2011
Hari Minggu Prapaskah IV/Thn A
PEKERJAAN ALLAH HARUS DINYATAKAN

Antifon Pembuka

Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan bersorak sorailah karenanya, hai semua para pencintanya. Bergiranglah riang-ria bersama dia, kalian yang dahulu berkabung karenanya. Puaskanlah hatimu dan nikmatilah hiburan berlimpah. (Yes 66:10-11)

Pengantar

Minggu Prapaskah keempat disebut Minggu Laetare, Minggu Sukacita. Antifon Pembukaan dalam Misa diambil dari Yesaya 66: 10: “Bersukaciatalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya.” Minggu Sukacita ini disimbolkan dengan diperbolehkan digantinya warna liturgi dari warna ungu menjadi warna merah jambu (pink). Bunga-bunga cerah yang biasanya dilarang selama masa Prapaskah boleh diletakkan di panti imam (altar).
Dalam Minggu Laetare ini, kita bersukacita karena sudah separuh jalan menjalani masa Puasa dan Pantang (Masa Prapaskah). Kita bersukacita karena kita sudah berhasil dalam perjuangan untuk mengutamakan kehidupan rohani daripada kehidupan duniawi sampai pertengahan Masa Prapaskah. Minggu Laetare mengingatkan kita bahwa Masa Prapaskah merupakan simbol perjuangan kita di dunia untuk mencapai sukacita abadi yang dilambangkan dengan Paskah. Sukacita abadi kita peroleh berkat kehidupan, wafat, dan kebangkitan Tuhan Yesus. Karena itu, Minggu Laetare (Minggu Sukacita) ini memberikan kepada kita semua semangat untuk menyelesaikan Masa Prapaskah ini dengan sukacita rohani yang besar. Penderitaan dan kesulitan dalam perjuangan kita untuk menyelesaikan Masa Prapaskah ini tidak sebanding dengan sukacita abadi, yaitu sukacita Paskah, yang akan kita peroleh: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Ibrani 8:18). Tuhan memberkati. (Romo Felix Supranto, SS.CC).


Doa Renungan

Allah Bapa yang Maharahim, dengan perantaraan sabda-Mu, Engkau memulihkan nasib umat manusia secara mengagumkan. Kami mohon, semoga umat-Mu dengan penuh bakti dan iman mantap gembira menyongsong hari raya Paskah Putera-Mu, Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN PERTAMA

Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (16:1b.6-7.10-13a)

"Daud diurapi menjadi raja Israel."

Setelah Raja Saul bertolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, "Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, "Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, "Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, "Semuanya ini tidak dipilih Tuhan." Lalu Samuel berkata kepada Isai, "Inikah semua anakmu?" Jawab Isai, "Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai, "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6, Ul: lih. 1)

1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

BACAAN KEDUA

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (5:8-14)

"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."

Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi tampak, sebab semua yang nampak adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan, "Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.

BACAAN INJIL

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (9:1-41) (Singkat: Yoh 9:1.6-9.13-17.34-38).

"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."

Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?" Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat." Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu." Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat." Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi." Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?" Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri." Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa." Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?" Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?" Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang." Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa." Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!" Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?" Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Demikianlah Injil Tuhan

U:Terpujilah Kristus

RENUNGAN
                Syalom para saudara yang terkasih dalam Kristus,  tidak terasa kita sudah melewati tiga minggu dalam masa prapaskah ini.  Tentunya ada banyak perubahan dalam hidup anda karena saya yakin anda serius untuk mempersiapkan diri menyambut paskah. Mari kita melihat  kebelakang, beberapa hari atau tiga Minggu yang anda lewati!  Saya yakin sekali ada banyak peristiwa indah dan sedih yang anda alami, puji Tuhan jika semua pekerjaan dan peristiwa indah terjadi dalam hidup anda selama beberapa Minggu ini.  Tetapi bagi anda yang mungkin mengalami kesusahan, kemalangan atau penderitaan jangan berkecil hati karena hari ini Tuhan Yesus mengajarkan hal yang berharaga bagikita.
                Para saudara yang dikasihi Tuhan, seringkali dalam hidup kita sehari-hari tanpa diduga-duga kemalangan atau penderitaan dating silih berganti. Bagi orang yang tidak merasakan apa yang kita alami mereka kadang berkomentar, “Ah pantes aja dia tidak pernah ke gereja, Bukan gak pernah ke gereja jeng, lingkungan aja gak pernah. Weh….memang keluarga mereka itu dari moyangnya kayak gitu…. Lah bapaknya aja dulu orang gak bener…dst” itulah obrolan atau komentar singkat yang mungkin tanpa sengaja kita dengar dari orang-orang yang melihat kesusahan yang kita alami. Hari ini para muridpun mengalami hal yang sama ketika melihat  orang buta sejak lahir. “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya sehingga ia dilahirkan buta?” (ayat 6). Lalu Yesus menjawab “bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia……”. Para saudara yang dikasihi Tuhan, jawaban Yesus ini luar biasa. Ia tidak menyalahkan dan mempersoalkan  atas apa yang terjadi dalam hidup orang buta ini. Yesus hanya member jawab bahwa dengan situasi semacam itu justru pekerjaan Allah harus dinyatakan.
                Di dalam Kristus dan iman kita sebagai orang Katolik penderitaan kita tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang terjadi di masa lalu kita. Tidak ada yang perlu dikambing hitamkan, entah itu saudara, orangtua, dan nenek moyang kita. ‘’ Kacamata “ yang dipakai Yesus untuk menjawab pertanyaan murid-muridnya adalah kacamata Allah. Ia membuat sebuah pernyataan yang tidak mengandung salah siapa tetapi Dia mengajak kita melihat hidup kita dengan kacamata Allah.  Sadar atau tidak kita mungkin jarang sekali menyertakan Allah dalam setiap peristiwa hidup kita. Hal yang paling sederhana misalnya ketika kita memperoleh kegembiraan atau sukacita tertentu, kita kadang melupakan Allah, lebh-lebih dalam penderitaan, kita justru lari dari Allah.
                Apa yang dikatakan Yesus tadi adalah warta yang harus kita yakini sebagai kekuatan dalam hidup kita. Mari dalam situasi sulit yang kita hadaapi kita bekerja sama dengan Allah! Penderitaan yang dapat kita lewati adalah cara Allah mengasihi kita. Dengan derita Allah menyatakan diri bahwa ia menyediakan diri sebagai topangan, sebagai batu pijakan. Ketika sibuta tadi sembuh dari kebutaanya, ia dengan penuh kepercayaan menyebut Yesus nabi dihadapan orang-orang Farisi. Perbuatan yang dilakukan Yesus dan kesembuhan si buta membuat banyak orang percaya. Sebagai orang yang dikasihi oleh Yesus sendiri kita juga diajak untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah dalam setiap pribadi dan kesulitan yang kita jumpai. Allah kita adalah kasih, Ia tidak menghukum. Maka penderitaan dan kemalangan adalah bagian dari rencana indah Allah yang akan dinyatakan dalam hidup kita. Tuhan memberkati!
3lingga, densocarm


Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

BERBAGI TAK PERNAH RUGI

Sejarah Filsafat dan Pemikiran Plato