DOA DALAM HIDUP UMAT BERIMAN
DOA DALAM HIDUP UMAT BERIMAN
( Intisari seminar PHP Sr. Merry Teresa H.Carm)
I.
Pengantar
Sebagai umat beriman, doa menjadi sesuatu yang mendasar. Doa memiliki peran yang amat penting, karena
doa membawa kita pada pengalaman akan Allah. Doa adalah pengalaman antara Allah
dan manusia, maka doa berarti sebuah relasi
antara Allah dan manusia. Melalui doa, umat beriman belajar membina relasi dengan Allah. Caranya
yaitu dengan belajar dari pengalaman para
tokoh Perjanjian
Lama , para kudus, juga mengenai metode-metode
doa serta mengerti cara memupuknya.
II.
Belajar Doa dari Para Tokoh Perjanjian Lama dan Para Kudus.
Dalam perjanjian lama kita mengenal Abraham, Musa, Elia dan Daud sebagai para pendoa ulung. Mereka adalah tokoh-tokoh yang dekat dengan Allah.
Kedekatan mereka terungkap dari doa-doa mereka. Mereka mengungkapkan doanya lewat
ucapan syukur, permohonan, syafaat, pujian dan mendoakan orang lain atau
kepengantaraan. Pemazmurpun mengunakan hal yang sama untuk mengungkapkan kedekatannya dengan Allah.
Mazmur adalah suatu nyanyian dalam bentuk puisi umat Israel dan sekarang kita
gunakan sebagai doa kristen. Mazmur disebut sebagai doa Gereja. Pada intinya baik
tokoh Perjanjian Lama maupun mazmur disebut pendoa,
karena mereka adalah orang yang akrab dan dekat dengan Allah. Oleh karena itu syarat
untuk menjadi pendoa adalah dekat dan akrab dengan Allah.
Yesus juga mengajarkan hal
yang sama tentang doa. Yesus berdoa untuk menciptakan dan menjaga relasinya dengan Bapa, serta dalam rangka tugas
perutusanya. Yesus selalu memupuk doanya dengan meluangkan waktu untuk berdoa.
Doa Yesus yang menunjukan relasi kedekatannya dengan Bapa muncul dalam doa Bapa
Kami. Selain Yesus teladan yang bisa membantu kita dalam belajar doa adalah
para kudus diantaranya St. Paulus dan St. Teresa dari Yesus. Paulus sebagai mistikus
besar mengalami kedekatan dengan Yesus. Perjalanannya ke Damaskus adalah titik
tolak pengalamannya dalam doa. Ciri dari doa Paulus adalah syukur,
karena hidupnya penuh syukur. Ia juga mengundang orang lain untuk bersyukur
maka munculah permohonan dan pujian. Bagi Paulus doa itu perjuangan; ex “ berdoalah
tak henti-hentinya, sungguh-sungguh, terus-menerus”. Paulus
juga menjadi pendoa bagi orang lain khusunya umatnya sendiri. Doa Paulus untuk
umat menunjukan kedekatan Paulus terhadap umat yang dilayaninya, bahkan ia juga
minta doa pada umatnya.
St. Teresa dari Yesus
memiliki pengalaman yang berbeda dengan Paulus tentang doa. Bagi St. Teresa
berdoa pertama-tama adalah latihan mencinta. Kekhasan doa St. Teresa adalah doa
batin yang meliputi; 1) afektif,
menekankan perasaan bukan budi, 2)
merujuk pada sabda, merenungkan sabda,3) Kristus sentris. Doa St. Teresa dianalogikan dengan tukang taman
yang menyuburkan taman; mencari air disebut dengan (meditasi), yang maju lagi memakai kincir (doa afeksi), doa ketenangan istirahat dalam Tuhan (doa rekoleksi/recogimento), daya batin
terpusat, pikiran, kehendak, perasaan, (ada sumber air) (doa persatuan) Jiwa manusia itu seperti puri kristal masuk dalam
jiwa pintunya hanya satu yaitu doa. Selain itu ada 7 ruang yang menggambarkan
keadaan doa; ruang 1 (doa vokal/lisan),
ruang 2 (doa meditasi), ruang 3 (doa afektif), ruang 4 (doa ketenangan), ruang 5 (persatuan dengan Allah), ruang 6 (pertunangan rohani), ruang 7 (persatuan yang mengubah).
III.
Manfaat dan Kesulitan Dalam Doa
Syarat pertama untuk memulai
berdoa adalah keheningan. Keheningan diperlukan supaya; 1) orang bisa
mendengarkan apa saja dan Allah pada akhirnya, 2) persiapan untuk berdoa,
memudahkan untuk berdoa. Cara untuk hening, mengheningkan tubuh, jiwa dan
pikiran. Buah dari keheningan; lebih masuk dalam diri dan dekat dengan Tuhan,
hidup menjadi utuh. Keheningan membuat orang lebih peka menangkap apa yang
dikatakan Allah. Keheningan adalah sarana untuk berdoa. Berdoa adalah relasi
perjumpaan dengan Allah, doa itu cinta, doa itu mengubah hidup. Jadi doa
membuat kita berubah dalam Tuhan. Doa mampu membuat orang siap sedia melayani,
mengubah seseorang dan membebaskan. Perubahan itu terletak sejauh mana orang
itu berubah penuh, mengalami kedewasaan psikologis. Namun demikian, dalam doa
seringkali juga dijumpai kesulitan-kesulitan. Apa kesulitanya? Pikiran
melantur, tertekan, gerakan batin yang terus berubah, tawar hati, gambaran akan
Allah yang keliru (gambaran Allah dari masa lalu/luka batin). Cara
mengatasinya; meluruskan pandangan yang keliru, rendah hati, kritis tentang
dunia, tekun meskipun mengalami kekeringan.
IV.
Metode-Metode Doa dan Usaha Untuk Memupuknya.
Mengenai metode paling tidak
ada 3 hal yang mendasar: 1)doa vokal; doa yang menghantar pada kesadaran akan Allah;
doa yang diulang-ulang dengan bibir/pikiran dengan sadar. 2) doa meditasi: doa
yang berpikir dengan hati/ mengarahkan pikiran dan hati kita; disebut juga doa
refleksi yang mengarahkan pada kebenaran Allah. Menurut St.Teresa; meditasi itu
berpikir dan mengerti apa yang kita percakapkan dan dengan siapa kita bicara. 3)
doa kontemplasi; memandang dengan seluruh diri, terpukau. Makna doa ini adalah;
salah satu ungkapan doa, sikap hidup orang
yang hidup di hadirat Allah, Anugerah Allah. Cirinya; tidak banyak
kata, imaginasi, lebih afektif/ melibatkan hati. Doa–doa ini perlu dipupuk
caranya: 1)meningkatkan keterampilan atau kemampuan doa; caranya memahami
dengan tepat,belajar dan melatih macam-macam metode doa. 2)membangun kebiasan
doa caranya; latihan terus-menerus, pembiasaan doa pribadi. 3)meningkatkan
kualitas perjumpaan dengan Allah caranya; mengenal gerakan batin,
menyembuhkanluka batin, berdoa dengan bahan kitab suci, bacaan rohani yang
bermutu.
V. Refleksi
Sebagai seorang
karmelit kesadaran akan pentingnya doa adalah menjadi hal yang utama. Melalui
doalah segala pelayanan saya mengalir dan dirasakan oleh banyak orang. Hal ini
akan menjadi mungkin jika saya sungguh sungguh memupuk hidup doa saya secara
benar, dan menjalin relasi dengan Allah secara lebih mesra. Sebagai salah satu
dari karisma karmel, pengalamn doa membawa saya pada kejernihan budi dan hati.
Kemurnian dalam mengambil keputusan dan tindakan akan menjadi jelas jika terus
saya bawa dalam doa. Selama saya bergulat dalam menjawabi panggilan, saya
sungguh merasakan manfaat doa, baik itu doa pribadi maupun doa dari orang lain.
Bahkan dalam seminar kali ini saya sungguh mendapatkan manfaat dan penyegaran
baru dari apa yang selama ini sudah saya mengerti maupun yang belum saya
mengerti. Saya diingatkan kembali akan manfaat, peranan dan arti doa dalam hidup saya sebagai religius dan
sebagai seorang karmelit.
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda. Tuhan Memberkati!