Renungan MInggu Prapaskah III


MINGGU, 27 MARET 2011
MINGGU PRAPASKAH III/A/2011
KEL 17:3-7  ROM 5:1-2.5-8  YOH 4:5-42


Antifon Pembuka
Bila Aku sudah dikuduskan di tengah-tengahmu, maka kamu akan Kukumpulkan dari segala ujung bumi. Dan Aku akan menyiram kamu dengan air bersih, maka kamu akan bersih dari segala kejahatanmu. Dan Aku akan mencurahkan Roh baru kepadamu.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang Mahabaik dan Maharahim, guna memulihkan segala sesuatu yang telah dikacaukan oleh dosa, maka Engkau mengajar kami berpuasa, berdoa dan beramal. Dengan rendah hati kami mengakui dosa-dosa kami di hadapan-Mu. Semoga Engkau berkenan menerima kami lagi serta mengampuni kami. Dan tegakkanlah kiranya kami yang tertindih oleh beban dosa kami.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

BACAAN I
Pembacaan dari Kitab Keluaran (17:3-7)
"Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum."

Sekali peristiwa, setelah bangsa Israel melewati padang gurun Sin, dan berkemah di Rifidim, kehausanlah mereka di sana. Maka bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata, "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami, anak-anak dan ternak kami dengan kehausan?" Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya, "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, "Berjalanlah di depan bangsa itu, dan bawalah serta beberapa orang dari antara tua-tua Israel; bawalah juga tongkatmu yang kaupakai memukul Sungai Nil, dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; pukulilah gunung batu itu, dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum. Demikianlah diperbuat Musa di depan tua-tua Israel. Maka dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar, dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan, "Adakah Tuhan di tengah-tengah kita?".

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2,6-7,8-9)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

BACAAN II
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (5:1-2.5-8)
"Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."

Saudara-saudara, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 4:42.15)
Tuhan, Engkau benar-benar Juruselamat dunia
Berilah aku air hidup, supaya aku tidak haus lagi.
BACAAN INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (4:5-42)
"Mata air yang memancar sampai ke hidup yang kekal."

Sekali peristiwa sampailah Yesus ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RENUNGAN

                Kebutuhan air untuk tetap hidup digambarkan dalam Bacaan I. Bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun membutuhkan air. Kebutuhan air juga diceriterakan dalam Injil Yohanes hari ini. Air sebagai lambang kebutuhan rohani untuk diselamatkan diterangkan Yesus dalam wawancara-Nya dengan seorang perem-puan Samaria. Dari kekayaan  yang tercantum dalam ceritera Yohanes itu, kita diajak kali ini menimba salah satu ajaran  penting Yesus tentang kedudukan dan martabat perempuan, serta sikap-Nya terhadap kita, baik laki-laki maupun terutama perempuan. Ajaran ini juga merupakan air hidup sejati yang kita butuhkan.

HOMILI
                Latar belakang ceriterta Injil Yohanes tentang percakapan-Nya dengan wanita atau perempuan Samaria di pinggir sumur  menggambarkan pesan dan sikap Yesus tentang perempuan/wanita  yang harus kita perhatikan. Bagaimana- pun perempuan, yang diciptakan Tuhan sebagai teman hidup laki-laki, harus dihargai tak kurang dari pada laki-laki itu sendiri.
                Dalam Kitab Suci ternyata, bahwa Yesus menjunjung tinggi perempuan.  Ini terbukti bahwa Yesus sebagai Penyelamat mengasihi perempuan berdosa dan pelacur (lih. Yoh 7:53-8:11; Luk 7:36-50; Mat 21:31-32). Sikap ini tak dapat dipahami oleh kaum Farisi. Demi tujuan karya penyelamatan-Nya Yesus tak ragu-ragu melanggar kebiasaan atau pandangan adat Yahudi dengan bergaul dengan perempuan. Ceritera Injil Yohanes hari ini memuat percakapan Yesus dengan seorang perempuan Samaria pada perigi Yakub. Hal itu dianggap tidak pantas untuk seorang laki-laki, apalagi untuk seorang rabbi (Yoh 4:27). Ada contoh-contoh lain tentang sikap Yesus terhadap perempuan.
                Misalnya Ia membiarkan diri-Nya disentuh oleh seorang perempuan yang sakit leleh darah, yang karenanya dianggap menjadi najis (lih. Mrk 5:27-34). Lagi untuk menolong seorang perempuan yang terbungkuk, dan sudah diikat oleh setan 18 tahun lamanya, Yesus tidak segan melanggar hukum Sabat, agar supaya “puteri Abraham” (demianlah nama/sebutan kehormatan bagi perempuan!) itu dibebaskan dari keadaan dirinya yang malang itu (lih.Luk 13:10-17).
                Banyak sekali mukjizat yang dilakukan Yesus justru untuk menolong kaum perempuan, misalnya:  menantu perempuan Petrus (Mrk 1:29-31); puteri Yairus (Mrk 5:21-43); seorang  perempuan keturunan bangsa Siriah-Fenesia (Mrk 7:24-30); Maria Magdalena (Luk 8:2). Yesus ikut berdukacita dengan janda di kota Naim dan terharu hati-Nya, sehingga Ia merasa belaskasihan kepadanya (Luk 7:13). Dan permohonan perempuan yang berbangsa Siriah-Fenisia, bukan Yahudi, tidak ditolak oleh Yesus (Mrk 7:28-29). Dan kerelaan serta semangat berkorban seorang janda, yang hanya mampu memasukkan uang kecil sebagai korban ke dalam peti dana di Bait Allah, justru dipuji oleh Yesus (Mrk 12:41-44).
Selanjutnya bukti kasih dari Maria di Betania, yang mengurapi kepala dan kaki Yesus, dibela dan dibenarkan perbuatannya (Mrk 14:3-8; Yoh 12:1-8). Yesus menerima perempuan-perempuan sebagai pengikut-Nya dan menerima pertolongan, yang mereka berikan kepada-Nya (Luk 8:2-3). Bahkan Ia mau menumpang di rumah  2 perempuan bersaudara di Betani, sebab Ia  menghendaki agar keduanya itu mendengarkan wejangan-wejangan-Nya (Luk 10:38). Bahkan pada waktu Ia di Yerusalem berjalan memanggul salib-Nya, Yesus masih mengajak dan meneguhkan seorang perempuan yang meratapi-Nya (Luk 23:27-31).
Nah, dengan latar belakang contoh-contoh itu, dalam pembicaraan-Nya dengan perempuan Samaria dalam Injil hari ini, Yesus tampil sebagai pewarta kehendak  Allah, yang mau menyelamatkan manusia tanpa perbedaan. Yohanes dalam ceriteranya  bukan pertama-tama mau mengatakan, bahwa perempuan itu harus  bertobat  dari  jalan hidupnya yang buruk, tetapi lebih menekankan, bahwa perempuan itu meskipun dalam keadaan berdosa tetap mau percaya.
Perempuan itu datang ke sumur untuk mengambil air. Tetapi setelah men-dengarkan apa yang dikatakan oleh Yesus, perempuan itu seolah-olah lupa akan tujuannya datang ke sumur untuk mencari air. Sebagai orang yang sadar akan keburukan hidupnya ia peka mendengarkan dan memahami maksud-Nya. Sampai ia yakin Yesus adalah nabi. Menanggapi keyakinan si perempuan itu, Yesus memberitahukan kepada perempuan itu, bahwa Ia adalah Almasih, Penyelamat yang dinanti-nantikan. Si perempuan itu meninggalkan tempayan, tempat air yang dibawanya, seolah-olah dilupakannya, dan malahan pergi ke kota untuk memberitahukan kabar gembira yang dialaminya itu kepada orang banyak.
 Meskipun bukan eksklusif, ternyata dalam berita Injil hari ini kita diingat-kan bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan orang berdosa. Orang berdosa yang bertobat diselamatkan. Bukan hanya itu, orang berdosa bahkan juga digunakan oleh Yesus untuk ikut menyiapkan pertobatan juga dalam hati sesama. Manusia yang berdosa adalah laki-laki dan perempuan, maka  sesudah bertobat yang diminta Yesus untuk ikut menolong sesamanya supaya bertobat dan diselamatkan adalah juga laki-laki dan perempuan! Demikianlah kerendahan sekaligus kebesaran manusia, laki-laki dan perempuan, diakui sebagai sama dan diperlakukan Yesus secara adil.
Meskipun para Rasul Yesus adalah laki-laki, namun Yohanes dalam Injilnya juga berceritera, bahwa ketika Yesus bangkit Ia menampakkan diri kepada Maria Magdalena (Yoh 20:11-18). Kesemuannya itu membuktikan, bahwa Yesus dalam pewartaan dan perbuatan-Nya  tidak membeda-bedakan laki-laki dan perempuan.
Harkat orang perempuan memang harus sungguh dihargai, seperti dilakukan oleh Yesus, seperti dapat kita lihat dalam Injil hari ini. Ini adalah air hidup sejuk yang dibutuhkan masyarakat di manapun untuk dapat hidup dengan baik. Amin.
 Jakarta 19 Maret 2011 ( Mgr. Hadi Soemarta O. Carm)

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

BERBAGI TAK PERNAH RUGI

Sejarah Filsafat dan Pemikiran Plato