Minggu Prapaskah II/Th.A Mat. 17:1-9 20 Maret 2011




Antifon Pembuka

Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan.
Janganlah wajah-Mu Kausembunyikan daripadaku.

Doa Renungan


Allah Bapa yang mahapengasih, Engkau memerintahkan kami mendengarkan Putera-Mu terkasih dan menyinari batin kami dengan sabda-Mu. Murnikanlah kiranya hati kami, agar kami dengan gembira memandang kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

BACAAN I
Pembacaan dari Kitab Kejadian (2:1-4a)

"Panggilan Abraham, bapa umat Allah."

Di negeri Haran Tuhan berfirman kepada Abram, "Tinggallah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta namamu termasyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau." Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

Ayat. (Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Ul: 22)
1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum;
bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertaakwa kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita, kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu. 

BACAAN II
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 1:8b-10)

"Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."

Saudara terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Kristus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya, Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965

Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal. 
Ayat. (Mrk 9:6)
Dari awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." 

INJIL
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:1-9)
"Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." 

Inilah Injil Tuhan kita!

U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

RENUNGAN

            Syalom,
Para saudara yang dikasihi Tuhan tidak terasa kita sudah memasuki Minggu Prapaskah II. Satu Minggu telah kita lewati untuk belajar dengan rendah hati makna mengendalikan diri lewat puasa dan pantang. Aktivitas keseharian kita yang amat biasa dan mungkin monoton kiranya tidak melunturkan dan mengendorkan semangat tobat yang kita pupuk.  Saya yakin kita semua juga tetap merasakan kasih Allah yang besar dalam keseharian kita yang amat biasa. Hari ini kita akan diajak untuk “mencicipi” kasih Allah lewat pengalaman Petrus di Gunung Tabor. Peristiwa penampakan Tuhan membuat hati Petrus penuh sukacita. Peristiwa yang kita baca atau kita dengar dalam Injil hari ini memang sepertinya luar biasa. Kita mungkin berpikir hanya orang-orang tertentu, seperti Santo-santa, Pastor atau suster yang bisa mengalami peristiwa seperti Petrus, sungguhkah demikian? Mari kita merenungkan sejenak menyadari sungguhkah saya, anda dan kita semua tidak dapat mengalami peristiwa yang sama seperti Petrus?
            Para saudara yang dikasihi Tuhan, jika kita ditanya di dalam persekutuan doa, retret, pendalaman iman atau pertemuan lain; Pernahkah anda mengalami pengalaman akan Allah? Mungkin sebagian dari kita menjawab “belum pernah”. Bayangan atau gambaran  kita mengenai pengalaman akan Allah seringkali kita pikirkan sebagai peristiwa yang luar biasa, tidak masuk akal seperti yang dialami santo-santa/orang suci. Pengalaman akan Allah seringkali kita gambarakan dengan ekstase (keadaan diluar kesadaran) melayang-layang atau peristiwa lain yang bagi kita amat  jauh dari keseharian kita. Jika demikain sebagai orang awam yang sederhana tentunya kita tidak akan mengalaminya. Sebagai seorang buruh tani, guru, satpam, pedagang, OB, pengusaha, mungkin tidak akan mencicipi pengalaman Allah karena kita bukan orang-orang suci. Benarkah demikian?
            Kasih Allah itu mengalir dalam keseharian hidup kita. Ia tidak memandang profesi atau tingkat kesalehan orang tertentu. Pengalaman akan Allah bisa dirasakan dan dijumpai dalam peristiwa yang paling sederhana dan amat biasa. Ada banyak orang mengalami kasih Allah bukan pertama-tama karena membuat atau menjumpainya dalam peristiwa yang wah atau luar biasa. St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus justru menemukan kasih Allah dalam keseharian yang begitu sederhana, lewat cuci piring, kerja kebun dan perjumpaan dengan para susternya. Bunda Teresa justru menemukan pengalaman akan Allah lewat orang-orang miskin di Kalkuta.
            Lalu bagaimana kita mampu mendapatkan pengalaman akan Allah? Sederhana! Tugas kita hanya berusaha untuk menyadari kasih Allah setiap hari dalam hidup kita. Dalam kesibukan,kepenatan, kerja, canda, dan kegembiraan yang kita alami bersama orang lain, disitulah kasih Allah dapat kita temukan. Pengalaman Allah yang paling nyata kita jumpai dalam keseharian kita sembari setiap saat meluangkan waktu untuk membaca, mendengar dan merenungkan sabdaNya lewat kitab suci. Dengan demikian kita tidak pernah lagi memiliki jawaban “belum pernah“ jika ditanya “pernahkah kita mengalami pengalaman akan Allah“. Percayalah bahwa Allah selalu menyertai kita “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  Penyertaan Allah setiap saat dalam hidup kita menjadi bukti bahwa ia selalu terlibat dalam pengalaman dan peristiwa hidup kita. Mari kita sadari itu semua dalam keseharian kita yang amat sederhana dan biasa. Selamat membagikan pengalaman Allah yang anda alami kepada orang lain, karena itulah kekayaan satu-satunya yang patut kita berikan bukan yang lainya. Selamat merenung Tuhan memberkati!


Densoc/ 3lingga 18/03/11


Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

BERBAGI TAK PERNAH RUGI

Sejarah Filsafat dan Pemikiran Plato