Minggu Biasa VII/ Th. A ( 20 Februari 2011)
"Karena itu hendaklah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna." (Matius 5:48)
Antifon Pembuka
Tuhan, aku percaya akan kasih setia-Mu, hatiku bergembira karena Engkau menyelamatkan daku. Aku bernyanyi bagi-Mu karena kebaikan-Mu terhadapku.
Doa Renungan
Allah Bapa kami bersama, kami ini sesama saudara se-Bapa. Ajarilah kami saling menaruh cinta kasih sebagaimana Engkau menyayangi kami semua. Robohkanlah tembok-tembok pemisah yang mengasingkan kami satu sama lain. Semoga kami tidak hanya menaruh cinta kasih kepada sahabat-sahabat kami saja, tetapi bersedia pula memaafkan siapa pun. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Imamat (19:1-2.11-18)
"Engkau harus mengadili sesamamu dengan kebenaran."
Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegur orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.8+10.12-13; Ul: 8a)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuan-Nya.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, jangan lupa akan segala kebaikannya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu!
Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuan-Nya.
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang bertakwa.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 3:16-23)
"Kamu adalah tempat kediaman Allah."
Saudara-saudara, tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya." Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka." Karena itu janganlah ada orang yang memegahkan dirinya atas manusia, sebab segala sesuatu adalah milikmu: baik Paulus, Apolos, maupun Kefas, baik dunia, hidup, maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (1 Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-48)
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘mata ganti mata; gigi ganti gigi’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu. Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian.’ Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan
Renungan
Pengantar
Syalom, para saudara yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita bersama Gereja memasuki hari Minggu biasa ke VII. Pada hari ini pula kita semua diajak untuk masuk kedalam hati kita. Kita diminta untuk merenungkan intisari ajaran Yesus yaitu KASIH. Dalam hidup kita mungkin kita sudah bosan mendengar kata ini. Kata yang selalu diulang dan didengungkan dalam kotbah pastor-pastor di dalam gereja atau kotbah pengurus lingkungan/stasi. KASIH sebuah tindakan yang membutuhkan keseriusan dalam perbuatan nyata dan tidak cukup hanya dalam perkataan saja. Injil yang kita dengar mencoba memberikan gambaran betapa kasih itu menjadi mutu atau kualitas hidup orang Katolik yang sejati. Yesus tidak mengajar kita “ Gigi ganti gigi, mata ganti mata” tetapi ia justru mengajar kita “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Sadar akan kasih Allah yang luar biasa pada kita mari kita masuk kedalam hati kita melihat kasih dalam pribadi kita masing-masing!
Renungan
Para saudara yang dikasihi Tuhan, saya yakin tentu anda kenal dengan Amira, gadis cantik yang setiap malam selalu menghiasi layar kaca anda di RCTI dalam senetron “Putri Yang Ditukar”. Mungkin juga anda kenal dengan mama Lena yang tidak kalah cantiknya. Mari kita sejenak menyempatkan diri menikmati senetron ini bukan untuk menghibur diri dan menangis di depan layar TV anda, tetapi mari kita melihat senetron ini dengan kacamata Matius 5:38-48!
Bagi saya selain senetron ini menghibur karena kecantikan bik Surti yang tiada duanya, senetron ini juga menginspirasi saya betapa kasih itu luar biasa dayanya. Betapa kasih itu sungguh-sungguh lembut, murah hati dan sabar. Kasih yang dimiliki oleh seorang pribadi Amira. Namun selain itu ada satu sisi yang amat berbeda, yang jauh dari kasih seperti yang dimiliki oleh Amira yaitu kebencian, balas dendam. Kebencian dan balas dendam yang dibawa mama Lena dan “gerombolanya”. Betapa hukum “ Gigi ganti gigi, mata ganti mata” masih tetap berlaku.
Para saudara yang dikasihi Tuhan cerita di atas memang hanya sebuah senetron tentunya tidak semuanya sama persis dengan pribadi yang bermain di dalamnya. Tetapi secara pribadi saya merasa bawa itu mewakili hidup kita, anda dan saya. Kisah hidup yang amat sederhana dalam sebuah keseharian batapa kasih itu kadang begitu jauh, sehingga membawa kita pada sikap balas-mambalas. Kebencian terhadap orang-orang tertentu seringkali tidak mudah kita maafkan. Perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang lain seolah-olah harus kita balas supaya seimbang dan adil. Benarkah demikian? Apakah keadilan dapat diperoleh dari sikap balas membalas ini? Apakah dengan membalas semuanya akan selesai, apakah sakit hati yang kita alami akan selesai ketika kita sudah membalas rasa sakit ini pada orang yang menyakiti? Tentunya tidak, saya yakin Tidak sama sekali. Justru rasa sakit atas pembalasan yang kita berikan itu membuat hidup kita merasa tidak tenang. Alasanya sederhana karena kita masih memikirkan dan kawatir terhadap musuh kita yang mungkin akan membalas dendam juga. Situasi ini akan tetap berputar seperti mata rantai. Hanya ada satu cara yang paling sederhana namun tidak mudah yaitu KASIH.
Kasih yang dimiliki oleh Amira inilah kuncinya. Kasih itu memaafkan, ia tidak menuntut balas ia memaafkan. Inilah kasih Yesus yang sejati yang mengalir di dalam darah Amira. Luar biasa bukan? Kasih itu berarti memberi lebih dengan kelembutan. Kasih itu berarti berani mengulurkan tangan untuk memafkan musuh kita. “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Lihatlah ketika Amira di penjara ia mendoakan orang-orang yang membuat ia di penjara, kasih yang dipancarakan Amira pula yang membuat teman-temanya di dalam sel menjadi berubah. Mari dengan kasih kita yang sudah diberikan oleh Yesus, kita menjadi matahari yang menyinari semua orang tanpa pandang bulu! Matahari bersinar untuk orang yang baik dan jahat ia tidak pilih kasih. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Tuhan memberkati!
3lingga 19 Feb 2011 ( dens o.carm)
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda. Tuhan Memberkati!