Minggu, 27 Februari 2011 Hari Minggu Biasa VIII




Minggu, 27 Februari 2011
Hari Minggu Biasa VIII

"...janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)

Antifon Pembuka
Tuhan telah menjadi pelindungku, dan mengantar aku ke tempat yang lapang. Ia menyelamatkan daku karena menyayangi aku.

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, sumber pengharapan, kepada mereka yang takut menghadapi hari esok dan prihatin memandang hari kemudian, Engkau memberikan kepastian bahwa tiada orang yang tidak Kauperhatikan dan Kausayangi. Kami mohon kuatkanlah kami bila kami merasa bimbang dan kurang percaya. Semoga kami tak henti-hentinya mencari dan mengutamakan kerajaan surga dan keadilannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yesaya (49:14-15)

"Aku tidak melupakan dikau."

Sion berkata: "Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842

Ref. Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.8-9ab; Ul: 6a)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku. Hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang. Sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku. Hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Pada Allah ada keselamatan dan kemuliaanku. Gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat. Curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 4:1-5)

"Tuhan akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati."

Saudara-saudara, hendaklah orang yang memandang kami sebagai hamba Kristus dan pengurus rahasia Allah. Yang dituntut dari pengurus yang demikian ialah bahwa mereka nyata-nyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entah aku dihakimi oleh kalian, entah oleh suatu pengadilan manusia. Malahan aku sendiri tidak menghakimi diriku. Memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Yang menghakimi aku ialah Tuhan. Karena itu janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Dialah yang menerangi juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan. Dialah pula yang akan memperlihatkan apa yang direncanakan dalam hati. Pada saat itulah tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Firman Allah itu hidup dan kuat, sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
"Janganlah khawatir akan hari esok."

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan 

Pengantar
     Para saudara yang dikasihi Tuhan hari ini kita memasuki minggu biasa ke VIII. Kita semua bersama Gereja diajak sejenak mengambil waktu untuk merenungkan sabda Tuhan yang kaya makna.  Injil Matius yang baru saja kita dengar dan renungkan memberikan satu intisari Kebaikan Allah yang luar biasa yaitu bahwa Allah adalah sandaran utama, Allah adalah tumpuan hidup kita satu-satunya. Sadar atau tidak kita semua pasti merasakan bahwa kasih Allah itu begitu indah namun tersembunyi dalam setiap inci waktu dalam hidup kita. Kebaikan Allah ini dapat kita rasakan dalam hidup jika kita sungguh-sungguh percaya dan menjatuhkan serta menggantungkan pilihan kita pada Allah saja.

     Para saudara  yang dikasihi Tuhan, ketika membaca injil ini saya teringat kisah 3 ekor anjing kami di pastoran, satu bernama Lensa, Reben dan Nero.  Tiga ekor anjing ini adalah satu keluarga yang yang sehari-hari selalu memenuhi keramaian pastoran. Masing-masing anjing ini memiliki tuan sendiri-sendiri, karena kami kebetulan tinggal bertiga.  Amat menarik mandapati perilaku masing-masing dari mereka ketika menyambut kami sewaktu pulang  dari bepergian. Mereka selalu tahu tuan siapa yang pulang dan kewajiban siapa yang harus menyambut lebih dulu. Jika saya pulang hanya Lensa yang menggongong dan mendekati saya. Jika pastor yang lain pulang Lensa hanya mengikuti saja anjing lain yang menggonggong. Ia tahu bahwa yang datang bukan tuanya. Cerita ini amat sederhana tetapi saya belajar nilai kesetiaan pada anjing-anjing ini.
     Hari ini Yesus mengatakan kepada kita bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain. Maksud dari perkataan Yesus ini ada dalam konteks antara mengabdi Allah dan Mamon/ kekayaan.  Setelah Yesus mengatakan hal ini Ia tidak menjelaskan lebih lanjut uraian mengenai mengabdi dua tuan. Ia langsung memberikan satu ulasan lagi mengenai hal kekuatiran. “ janganlah kamu kuatir  akan hidupmu dst.”
     Para saudara, sepintas mungkin kita akan binggung mengapa Yesus langsung menyisipkan ajaran mengenai hal kekuatiran? Apa hubunganya? Menarik sekali dari sekian perbandingan yang dikatakan oleh Yesus dalam uraian selanjutnya misalnya: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” Yesus mengurai dua hal yang sama-sama penting.
Para saudara yang terkasih kekuatiran adalah hal yang paling manusiawi dalam hidup kita. Kita semua pasti pernah mengalami kekuatiran. Bayangkan kalau kita sedang tidak punya uang atau makanan atau pekerjaan yang tetap, kita pasti kuatir. Lantas apakah hal ini salah jika menurut ajaran Yesus di atas? Hati kecil kita pasti berkata “ ah Yesus ini ada-ada saja, bagaimana mungkin saya akan tenang jika saya tidak punya pekerjaan tetap. Apa jaminan hidup saya di masa depan?” mari kita lihat jawaban Yesus: “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”Luar biasa kalimat Yesus di atas kita dibandingkan dengan burung. Apa maksudnya sampai membawa burung segala? Kalimat ini memberikan kepada kita satu contoh yang amat sederhana mengenai hal kekuatiran. Burung saja tidak pernah menabur tetapi bisa makan. Para saudara mungkin kita berpikir bahwa tidak kuatir berarti enak-enakan, santai-santai tidak bekerja dst. Bukan! bukan itu yang diminta Yesus. Dalam arti ini Yesus meminta kita untuk menjatuhkan pada satu pilihan, satu tujuan yang harus menjadi tumpuan hidup kita, satu tuan, yaitu Allah sendiri. Tidak boleh kuatir tidak mengandaikan kita duduk diam tanpa kerja, tetapi kita diminta memberi ruang pada hidup batin kita. Kita diminta membangun sebuah kesadaran penuh syukur seperti dalam doa Bapa Kami yaitu: “ Berilah kami rejeki secukupnya pada hari ini” kalimat ini meminta kita untuk berani menjadi cukup pada apa yang kita kejar. Berani untuk selalu mensyukuri pembarian Tuhan selama sehari. Keyakinan bahwa rahmat Tuhan selalu bekerja dalam hidup kita mendorong kita untuk tidak memusatkan diri pada apa yang kita kejar seperti yang dikatakan oleh Yesus yaitu mamon.
Inilah kaitan antara hal kekuatiran dan mengabdi pada dua tuan. Yesus meminta kita memilih satu bagian yang paling pokok yaitu Allah sendiri. Mengapa? Karana Allah adalah satu-satunya tuan yang harus kita pegang. Bayangkan jika kita selalu memusatkan diri pada mencari kekayaan dan terus mengejarnya, siapa yang dengan sendirinya kita benci, siapa yang dengan sendirinya kita musuhi? Allah bukan? Tanda yang paling sederhana ketika kita sudah tidak setia pada Allah adalah: kita tidak lagi pernah berdoa, jarang ke gereja, tidak pernah puas dan bahkan selalu menganggap bahwa segala sesuatu datang karena usahanya sendiri. Lantas dimana Allah? Allah sudah kita lupakan. Mengerikan sekali jika hal ini sunguh terjadi dalam hidup kita. Mari kita sadari hal ini! Mari kita ingat dari mana datangnya berkat dalam hidup kita! Bukankah selama ini Allah sendiri yang memberi berkat dan kelimpahan yang kita terima?
 Mari kita mencari satu tuan yaitu Allah sendiri yang dapat menjamin hidup kita sembari kita tetap bekerja dan mengusahakan kebutuhan hidup kita dengan penuh syukur.  Kesetian kita pada Allah adalah jaminan utama dalam mengusahkan apa yang kita kejar. Mulailah berani berkata cukup dan mensyukuri apa yang ada! Tuhan memberkati!

~ Solo Dios basta ~
                                  3lingga, 26 Feb 11
 zardens O.Carm





Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

“Mereka Sedang Bekerja”

BERBAGI TAK PERNAH RUGI