Globalisasi Dalam Adam Smith, Tiglitz, Soros, dan Gidens
Globalisasi Dalam Adam Smith, Tiglitz, Soros, dan Gidens
Yakobus Nandus
1. Pengantar
Dunia selalu dihebohkan dengan “gelombang badai” di setiap periode zaman. “Gelombang badai” itu sangat mengemparkan, menakjubkan, mengagetkan dan bahkan memporak-porandakan masyarakat di mana mereka tidak siap dengan kehadiran “gelombang badai” zaman itu. Secara garis besar ada tiga “gelombang badai” yang telah menghantam masyarakat terkhir ini, yaitu zaman modern, postmodern dan globalisasi.. Aplikasi dari zaman modern ditandai dengan aneka kemajuan di segala bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan, pendidikan dan ilmu-ilmu sciene, sehingga mereka yang berada pada periode ini mengungkapkan bahwa sciene is power. Kemudian muncul “gelambang badai” yang bagaikan ‘hantu’ yang merasuk dalam periode modern ini, yaitu postmodern.
Selanjutnya tiba “gelombang” globalisasi yang menyusup dan merasuk dalam segala bidang kehidupan. Cara kerja ini merupakan suatu terobosan baru terhadap fenomena pasar yang terjadi waktu itu. Selanjutnya saya akan membahas mengenai globalisasi tinjauan filosofis dalam Adam Smith, Tiglitz, Soros, Gidens. Mereka merupakan tokoh yang sangat penting pada periode globalisasi yang sedang marak saat ini.
Melalui paper ini, saya akan menyumbangkan secara singkat tinjauan globalisasi dalam Adam Smith, Tiglitz, Soros, Gidens. Untuk dapat mengerti ini dengan baik maka saya membagi alur pemikiran ini sebagai berikut: 1) Pengantar 2) Pengertian Globalisasi 3) Tinjauan Globalisasi dalam Adam Smith, Tiglitz, Soros, Gidens 4) Penutup
2. Pengertian
Dr. Armada memberikan pengertian globalisasi dengan mengutip pendapat Scholte1. Ia menguraikan pengertian globalisasi ini menjadi enam bagian yaitu: Globalisasi as internationalization, globalisasi as liberalization, globalisasi as universalization, globalisasi as westernization or modernizition or MacDonaldization, globalisasi as deterritorilization, globalisasi as dialogicalization. Pada kesemapat ini, saya akan menguraikan hanya satu bagian yang saya anggap sangat penting dan tidak berarti mengabaikan penjelasan dari pengertin yang lainnya.
Globalisasi as internationalization, dalam pengertian ini, globalisasi dimaknai sebagai internalisasi relasi antarbangsa. Pada bagian ini, Dr. Armada menerangkan bahwa pengertian semacam ini konkrit dalam kaitannya dengan aneka perkembangan lalu lintas perdagangan antarbangsa, antarnegara, antarinstritusi di dunia ini.
Menurut saya pribadi cara kerja globalisasi sebagai internasionalisasi relasi antarbangsa sebenarnya suatu terobosan cara kerja yang sangat baru sekali. Sejak zaman dahulu orang-orang memiliki konsep pemikiran hanya berdagang dalam ruang lingkup yang terbatas. Misalnya dalam kota Pontianak, orang-orang disana hanya berpikir bagaimana bisa berbisnis dalam ruang lingkup Pontianak atau paling luas hanya dalam ruang lingkup negara Indonesia. Fenomena ini mau menunjukan bahwa masyarakatnya belum menunjukan cara berpikir sebagai pembisnis global. Karena masih mengunakan cara berpikir yang sempit belum memiliki hubungan bisnis secara internasional.
3. Globalisasi dalam Adam Smith, Tiglitz, Soros, dan Gidens
Globalisasi sangat marak saat ini meskipun demikian pentingnya dalam dunia berisnis, namun globalisasi tidaklah serta-merta muncul dan menjadi sangat melambung tinggi pamornya. Mula-mula globalisasi memiliki sejarah ide tentang pasar bebasd milik Adam Smith2. kajian tentang globalisasi ekonomi saat ini juga tak bisa dipisahkan dari sumbangan ide Joseph E. Tiglitz, pemenang Nobel ekonomi 2001. Sementar itu, George Soros, salah satupelaku utama pasa global, yang mendadak namanya disebut-sebut sebagai salh satu pembobol ekonomi Asia tahun 1997, mengaitkan globalisasi dengan ide tentang open society. Anthony Giddens pada gilirannya mengajukan tesis bahwa globalisasi bukanlah par exellence perkara ekonomi melainkan relasi societas dunia yang berubah dahsyaty secara keseluruhan.
“Globalization” in Adam Smith
Adam Smith bukanlah pencetus globalisasi. Meskipun demikian ia telah mengagas ide yang dirangkum dalam lima seri buku moonumental berjudul Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (terbit 17 Maret 1779) menggelindingkan konsep ekonomi pasar bebas dan kapitalisme yang menjadi cikal bakal ekonomi global3. Gagasan Adam Smith ada bagaimana agar relasi perdaganagan antarbangsa dapat saling memakmurkan, ia keluar dari pakem yang ada waktu itu.
Menurut Adam Smith, yang kita tunggu-tunggu dalam mekanisme pasar bukanlah kebaikan para pelakunya (para pedagang), tetapi rasionlitas sebuah barang, tetapi rasionalitas mereka dalam menggarap interesnya. Artinya, bila kita ingin memeli sebuah barang, janganlah kita mengaharapkan “kebaikan hati” si penjual untuk menurunkan harganya.
Menurut saya, pendapat yang diutarakan Adam Smith diatas merupakan sebuah ide yang menjadi dasar landasan bagi globalisasi yang seimbang (netral). Saya mengerti teori Adam Smith ini dalam perdagangan sebenarnya tidak ada yang saling dirugikan malahan dengan perdagangan global ini dapat membantu konsumen untuk membeli dengan harga yang sepadan dengan barang yang dijual tetapi penjual tidak merasa dirugikan.
Globalization in Joseph E. Stiglitz
Pemikiran Joseph E. Stiglitz dilatarbelakangi oleh fenomena-fenomena yang sangat memprihatinkan dalam perekonomian saat itu. Khususnya yang terjadi di berbagai negara berkembang. Ini yang akan menyebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan pada negara tersebut.
Menurut Joseph E. Stiglitz, “capital market liberalization—opening up developing countries’ financial markets to surges in short-term ‘hot’ money-is dangerous”4. Artinya, liberalisasi pasar modal sungguh sangat berbahaya bagi negara berkembang. Karena, hal itu akan mudah untuk diserobot oleh para petualang dan dengan gampang akn menguncang ekonomi secara keseluruhan negar tersebut.
Menurut saya pendapat yang dilontrarkan oleh Joseph E. Stiglitz merupakan keprihatinan yang amat besar pada fenomena krisis yang menimpa negara berkembang. Karena bagi kita yang awam dalam ilmu ekonomi ini akan sangat membinggungkan bagaimana mungkin hanya karena jatuhnya pasar saham mengakibatkan krisis juga bagi kita negara berkembang. Inilah fakta dari konsekuensi dari globalisasi.
Globalisasi in George Soros
Menurut George Soros, “globalised society” pertama-tama adalah “Open Society”5. Term “global” kerap memaksudkan relasionalitas satu sama lain. Sedangkan “Open” menampilkan aspek-aspek positif yang demokratis. Dengan kata lain, “open society” mengatakan sekaligus sistem relasi antarmanusia (yang terbuka) dan sistem ideologis dari kekuasaannya (yang demokratis)
Menurut saya pendapat George Soros merupakan “tusukan tombak” bagi negara-negara komunis, seperti pemerintahan NAZI Hitler, praktik-praktik kediktatoran, tiranisme dan absolutisme. Dengan demikian bahwa sistem ekonomi global "open society merupakan “tombak” untuk menghancurkan hati yang tertutup bagi sesama manusia.
Globalisasi in Anthony Giddens
Anthony Giddens menyebut, “globalization is reshaping the verytissue of our lives”6. Glablisasi adalah model, paradigma kehidupasn itu sendiri saat ini. Globalisasi sedang memungkin kita sekarang untuk duduk beersama, menata ulang paradigma relasi perdaganagan ekonomi sedemikian rupa sehingga keadilan dapat dipromosikan. Bagi Anthony Giddens globalisasi adalah fenomena kultural, politik dan sosial.
Menurut saya, ekonomi global adalah sarana penyalur yang mengairahkan dari segi kekayaan namun dibalik semuanya itu ada beraneka maksud yang terselubung. Karena dibalik ekonomi global tersebut itu ada bermacam yang ditawarkan misalnya budaya, yaitu budaya hidup yang tekun dan ulet dalam berbisnis.
4. Penutup
Globalisasi sebagai “gelombang badai”di pihak lain merupakan keuntungan bagi negara-negar yang sudah siap akan segala kemungkinan. Bahkan glombang ini akan membawa kekayaan yang berlimpah-limpah baik bagi diri secara pribadi maupun bagi negaranya secara umum. Namun gelombang ini akan menjadi badai yang menhancurkan dan bahkan memporak-porandakan sampai “berkeping-keping” bagi negara-negara berkembang. Negara yang secara tatanan ekonomi yang masih lemah sehingga globalisasi bukanlah yang menguntungkan melainkan memperpuruk situasi negara. Sehingga globalisasi menimbulkan konflik, kesenjangan dan bentuk-bentuk stratafikasi baru. Akhirnya tidak mengherankan bila terjadi bangkitnya nasionalisme lokal, dan menguatnya identitas lokal, secara terang-terangan disebabkan oleh pengaruh global sehingga terjadi perlawanan. Ini adalah fenomena yang terjadi bagi daerah lokal sebagai konsekuensi dari globalisasi.
1 Dr. Armada Riyanto, CM, “Badai” itu Bernama Globalisasi Telaah Filosofis untuk “Kaun Muda di Pusaran Globalisasi”. Dalam buku berjudul: Orang Muda Katolik Indonesia Dalam pusaran Globalisasi, editor, A. Denny Firmanto, Pr dan Dr. Yustinus, CM, Vol. 17 No. SERI 16, 2007, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang, hal 1-6
2 Untaian sejarah singkat ini saya kutip berdasarkan pemaparan Dr. Armada dalam artikelnya.
3 Ibid, hal 7
4 Ibid, hal 13-14
5 Ibid, hal 17
6 Ibid, hal 25
Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda. Tuhan Memberkati!