HIDUISME,BUDHISME SEBAGAI FILSAFAT DAN AGAMA



HIDUISME DAN BUDHISME SEBAGAI  FILSAFAT DAN AGAMA
Agustinus Nanang Aris



  1. Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa  Hinduisme dan Budhisme  adalah sebagai aliran pemikiran.  Hinduisme dan Budhisme dalam pengertian Timur berbeda dengan pengertian Barat. Dalam pengertian Timur Hinduisme dan Budhisme mengajarkan kebijaksanaan hidup melalui alam, suatu aliran kepercayaan dan tingkah-laku. Timur memandang alam semesta sebagai “pribadi” yang perlu dipelihara dan dijaga oleh manusia. Alam semesta juga sebagai tempat manusia  berdialog. Dalam hal ini Dewa sebagai personifikasi dari alam. Tetapi pemikiran ini oleh barat dipandang bukan sebagai sebuah bentuk pemikiran. Barat  melihat alam sebagai objek  sehingga manusia menguasai alam dan memperlakukan sesuka hatinya. Kemunculan Hinduisme dilatar belakangi agar hidup lebih mendalam dengan melihat keharmonisan alam semesta. Alam yang dapat menghantar manusia dalam keheningan batin. Pada masa itu bangsa Arya  di India  datang bukan untuk menyerang tetapi untuk mencari makan.[1] Kemudian mereka mentap dan membentuk satu pola tingkah-laku dan berkembang menjadi ide religius  dari seluruh aspek hidup manusia, mereka dekat dengan alam. Dari sinilah akhirnya muncul Hinduisme dan kemudian Budhisme. Budhisme lahir sebagai salah satu perkembangan sekaligus pemisahan kehidupan religius di India. Budhisme lahir sebagai reaksi atas ketidak adilan dan dominasi para Brahmana yang dianggap terlalu duniawi, maka melalui Sidharta Gautama, Budhisme kemudian muncul dan berkembang.
2.      Hinduisme dan Budhisme sebagai Filsafat
Seperti yang sudah diuraikan diatas pada dasarnya Hinduisme dan Budhisme adalah   sebagai filsafat. Perbedaannya tidak hanya dalam konsep tetapi juga pengertian filsafat itu sendiri Filsafat dalam Hinduisme dan Budhisme berbeda dengan pengertian barat. Filsafat  adalah usaha akal manusia untuk mencari dan mendapatkan suatu pandangan dunia, dan pandangan hidup yang benar, yang memuaskan pencarinya. Pada umumnya filsafat berusaha menjelaskan asal muasal dunia serta kejadiannya berdasarkan akal budi bukan lagi berdasarkan keterangan agama. Berdasarkan pengertian ini, filsafat dalam arti Hinduisme dan Budhisme adalah kedekatan manusia pada realitas atau kosmik. Dalam Hinduisme dan Budhisme, juga filsafat timur lainnya pada intinya manusia menyatu dengan realitas dan dari sana manusia merefleksikan inti dirinya dan inti realitas itu sendiri. Karena kesatuan itu begitu ditekankan dengan sendirinya masalah-masalah yang ada tidak ada sangkut pautnya dengan pemikiran barat. Hinduisme dan Budhisme adalah filsafat tetapi filsafat dalam arti ini berbeda dari apa yang dipikirkan oleh barat. Tekanannya bukan pada dalil yang logis, melainkan pada inti dalam kesatuan antara manusia dan kosmos atau alam.
Dalam Hinduisme dan Budhisme ada hubungan yang dekat antara manusia dan alam sebagai asal muasal dunia. Keduanya memiliki satu kesatuan dan realitas itu tidak bisa dipisahkan dengan realitas yang lain, tetapi mempunyai interelasi yang kuat. Dengan demikian  manusia timur lebih mengandalkan emosi dan intuisi, mistis, magis. daripada rasio yang mendorong pemikiran Realitas itu mempunyai kekuatan yang mempengaruhi hidup dan pribadi manusia.
3.           Hinduisme dan Budhisme sebagai agama
Hinduisme dan Budhisme  disebut sebagai agama hanya di Indonesia, sedangkan di tempat lain hampir tidak pernah ada yang menyebut Hinduisme dan Budhisme sebagai agama. Di India sendiri Hinduisme dan Budhisme adalah sebuah aliran filsafat. Hinduisme dan Budhisme disebut sebagai agama karena latar belakang  politis dimana diskriminasi pada penganut Hinduisme dan Budhisme memaksa mereka untuk menjadikan Hinduisme dan Budhisme sebagai agama demi mempertahankan identitas. Sehingga bisa dikatakan perubahan menjadi agama adalah karena alasan politis.
4.        Perkembangan Hinduisme dan Budhisme di Indonesia
Seperti yang telah diuraikan diatas, Hinduisme dan Budhisme adalah filsafat. Ia lahir dari realitas yang dialami manusia. Sampai pada akhirnya Hinduisme dan Budhisme datang ke bumi Nusantara masih sebagai alairan filsafat. Tetapi pada perkembanganya Hinduisme dan Budhisme akhrinya menjadi sebuah agama. Dalam konteks Indonesia, Hinduisme dan Budhisme termasuk dalam aliran kepercayaan. Lalu mengapa sampai menjadi sebuah agama?
5.        Sejarah Hiduisme dan Budhisme di Indonesia dan latar belakang sebagai agama
        Hinduisme dalam sejarahnya di Indonesia adalah sebuah aliran kepercayaan, ia tidak langsung menjadi sebuah agama. Hinduisme dan Budhisme pada  masa lampau sudah dianut oleh raja-raja di Nusantara. Namun dalam perkembangannya Hinduisme dan Budhisme memutuskan menjadi sebuah agama kerena dilatar belakangi yang tertulis dalam UUD 45 pasal 29. Karena latar belakang  politik dan diskriminasi rasial terhadap para pengikutnya, akhirnya kedua aliran ini menjadi agama. Diskriminasi ini didasarkan karena mereka dikelompokkan dengan aliran kepercayaan dan aliran kepercayaan di Indonesia tergolong dalam sinkretisme. Karena Hinduisme dan Budhisme mengalami pembedaan maka munculah gagasan untuk memperkuat identitasnya sebagaimana agama Kristen dan Islam, lalu mereka ingin menjadi agama.  Tetapi dalam hal ini mereka memiliki kesulitan karena dalam aturan Indonesia setiap aliran kepercayaan yang ingin menjadi agama harus memiliki patokan seperti yang diatur di Indonesia.
Agama menurut pengertian Indonesia adalah  sebagai sistem atau prinsip kepercayaan pada Tuhan (Dewa) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Syarat lain tentang agama adalah harus memiliki patokan yang digunakan untuk menilai eksistensi  suatu agama secara formal. Patokan tersebut adalah; Suatu agama harus percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa, harus punya kitab suci, harus punya nabi, harus punya tempat ibadah, harus punya rukun iman. Dalam hal  ini, Hinduisme dan Budhisme adalah “ agama” politeisme. Mereka tidak memiliki Tuhan, sebagaimana agama lain yang sudah ada di Indonesia. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat sebagai agama, mereka kemudian membuat susunan sebagi berikut; Brahma sebagai Tuhan, lalu kitab sucinya adalah Veda, dan tempat ibadahnya adalah pura, dan rukun imannya adalah dharma. Sedangkan Budhisme mengangap  Khyang Budha ( Tuhan Budha) sebagai Tuhan, lalu nabi mereka dalah Sidharta, dan kitab suci mereka adalah Tripitaka.

6.           Refleksi
Dari beberapa sub bahasan yang telah diuraikan diatas kami kelompok memiliki kesimpulan bahwa Hinduisme dan Budhisme adalah sebagi filsafat sekaligus agama, dalam pengertian yang berbeda sesuai konteks tempat dan situasi dimana dua aliran ini berkembang. Sebagai sebuah aliran filsafat, kerena ia berada pada akar budayanya yaitu India yang masih meyakini bahwa Hiduisme dan Budhisme adalah filsafat. Namun mereka juga sebuah agama karena konteks Indonesia. Politik dan sikap diskriminasi yang dialami para pengukutnya memaksa menjadikannya sebagai sebuah agama demi mempertahankan identitas dan legalitas dalam masyarakat Indonesia yang  diharuskan menganut salah satu agama. Jadi menurut kami Hinduisme dan Budhisme  tidak perlu dilihat dari pemisahannya sebagai filsafat dan agama. Kami melihat bahwa keduanya sama-sama baik. Yang paling penting dari kedua aliran besar di Asia ini adalah bahwa mereka memiliki nilai dan satu pandangan akan dunia yang berbeda dengan pemikiran Barat. Alam semesta tidak dilihat sebagi objek tetapi sebagai bagian dari hidup manusia. Kesatuan antara manusia dan kosmos ini lah yang membuat Hinduisme dan Budhisme tetap menjadikan dirinya sebagai filsafat di India dan Agama di Indonesia.


[1] Gagasan tentang bangsa Arya ada dua macam satu pengertian dari barat dan dari India sendiri. Barat melihat bahwa bangsa Arya adalah bangsa Indo-Jerman yang datang ke India, sedangkan orang India beranggapan bangsa Arya adalah bangsa asli India. Dalam hal ini kami mengunakan gagsan barat.

Comments

Popular posts from this blog

IBADAT TUGURAN KAMIS PUTIH DENGAN NYANYIAN TAIZE

BERBAGI TAK PERNAH RUGI

Sejarah Filsafat dan Pemikiran Plato