Tembang Asmaradana
- Get link
- X
- Other Apps
Tembang Asmarandana berasal dari kata ‘asmara’ yang berarti cinta kasih. Filosofi tembang Asmarandana adalah mengenai perjalanan hidup manusia yang sudah waktunya untuk memadu cinta kasih dengan pasangan hidup.
Dari segi pandang lain Asmaradana berasal dari kata asmara dan dhana. Asmara merupakan nama dewa percintaan. Dhana berasal dari kata dahana yang berarti api.
Asmaradana berkaitan dengan kajidian hangusnya dewa Asmara yang disebabkan oleh sorot mata ketiga dewa Siwa seperti yang dituliskan dalam Kakawin Smaradhana karya Mpu Darmaja. Dalam Serat Purwaukara Smaradhana diberi arti remen ing paweweh, berarti suka memberi.
Watak Asmarandana yaitu menggambarkan cinta kasih, asmara dan juga rasa pilu atau rasa sedih.
Contoh Tembang Asmarandana (8i – 8a – 8e – 7a – 8a – 8u – 8a)
Lumrah tumrap wong ngaurip
Dumunung sadhengah papan
Tan ngrasa cukup butuhe
Ngenteni rejeki tiba
Lamun tanpa makarya
Sengara bisa kepthuk
Kang mangkono bundhelana
Dumunung sadhengah papan
Tan ngrasa cukup butuhe
Ngenteni rejeki tiba
Lamun tanpa makarya
Sengara bisa kepthuk
Kang mangkono bundhelana
Berikut penjelasan mengenai aturan guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari tembang Asmarandana .
1. Guru gatra = 7
Tembang Asmarandana memiliki 7 larik atau baris kalimat.
2. Guru wilangan = 8, 8, 8, 7, 8, 8, 8
Kalimat pertama berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke dua berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke tiga berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke empat berjumlah 7 suku kata. Kalimat ke lima berjumlaj 8 suku kata. Kalimat ke enam berjumlah 8 suku kata, Kalimat ke tujuh berjumlah 8 suku kata.
3. Guru lagu = i, a, e, a, a, u, a
Akhir suku kata dari setiap kalimatnya harus bervokal i, a, e, a, a, u, a.
- Get link
- X
- Other Apps

Comments
Post a Comment
Terima kasih atas komentar anda. Tuhan Memberkati!